Rabu, 26 Oktober 2016
Berita Unik - Masjid Istiqlal, Jumat (4/11/2016) ini, lebih ramai di banding hari-hari umum. Masjid Istiqlal jadi tempat berkumpul beberapa demonstran yang menuntut sistem hukum pada Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkaitan masalah sangkaan penistaan agama.
Diluar tindakan itu, menarik mengupas masalah Masjid Istiqlal. Masjid ini mempunyai banyak kelebihan serta di bangun dengan didasari semangat kebinekaan.
Masjid Istiqlal yaitu masjid paling besar di Asia Tenggara. Masjid Istiqlal terdapat di Jalan Taman Wijayakusuma (Jalan Veteran), Gambir, Jakarta Pusat.
Tempatnya di sisa Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta.
Penelusuran Liputan6. com, banyak kelebihan Masjid Istiqlal. Luas masjid meraih 4 hektare yang dapat menyimpan sampai 61 ribu jemaah. Keseluruhan lokasi masjid seluas 9, 5 hektare.
Masjid ini ditopang 12 pilar raksasa serta 5. 138 tiang pancang. Istiqlal mempunyai menara setinggi 90 mtr.. Badan menara di buat dari marmer setinggi 66, 66 mtr. serta menara baja antikarat 30 mtr..
Istiqlal mempunyai beduk raksasa dengan panjang 3 mtr. dengan berat 2, 3 ton. Beduk ini mempunyai diameter 2 mtr. di bagian depan serta diameter 1, 71 mtr. di bagian belakang. Beduk di buat dari kayu meranti merah yang usianya meraih 300 th. dari satu rimba di Kalimantan Timur.
Masjid Istiqlal mempunyai tujuh pintu gerbang masuk, semasing diberikan nama yang di ambil Asmaul Husna atau beberapa nama Allah yang baik, mulia, serta agung sesuai sama sifat-sifat-Nya.
Di bagian dinding ada kerangka logam berlubang. Diliat dari terlalu jauh tampak bolong-bolong persegi yang menawan serta eksotis. Bolongan itu mempunyai manfaat serta manfaat sebagai lubang hawa, penyekat, sekalian jendela.
Semua bangunan beberapa besar di buat dari marmer putih serta diperlengkapi dengan baja antikarat.
Arsitek Nasrani
Rencana pembangunan Masjid Istiqlal terentang panjang. Awalannya yaitu bangun satu masjid nasional sesudah situasi revolusi mereda.
Titik awal gagasan pembangunan Istiqlal pada 1950 waktu KH Wahid Hasyim, Menteri Agama saat itu, serta Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam.
Hasil pertemuan itu disambut baik oleh Presiden Sukarno. Sayembara maket masjid juga di gelar.
Dewan juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal terdiri atas beberapa arsitek serta ulama populer. Presiden Sukarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir Roosseno Soerjohadikoesoemo, Ir Djoeanda Kartawidjaja, Ir Suwardi, Ir R Ukar Bratakusumah, Rd Soeratmoko, H Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H Aboebakar Atjeh, serta Oemar Husein Amin.
Sayembara berjalan mulai 22 Februari 1955 sampai 30 Mei 1955. Ada 22 dari 30 arsitek yang dinyatakan lulus kriteria. Frederich Silaban lalu dipilih jadi pemenang dengan karyanya berjudul " Ketuhanan ". Ia juga dijuluki " By the Grace of God " oleh Bung Karno.
Frederich Silaban yaitu seseorang arsitek penganut Kristen Protestan kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912. Anak dari pasangan Jonas Silaban serta Nariaboru itu termasuk juga lulusan paling baik Academie van Bouwkunst Amsterdam, Belanda, pada 1950.
Sebagai pemenang sayembara, dia memperoleh hadiah emas 75 gr serta duit Rp 25 ribu. Sesaat, pembangunan masjid ini menggunakan biaya negara Rp 7 miliar.
Masjid Istiqlal di bangun pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Masjid Istiqlal resmi dipakai sebagai tempat beribadah umat Islam pada 22 Februari 1978, sampai saat ini.
Nama Istiqlal datang dari bhs Arab yang dengan cara harfiah bermakna 'kebebasan, terlepas, merdeka'. Dengan cara arti melukiskan rasa sukur pada Tuhan atas rahmat kemerdekaan. Masjid Istiqlal berdiri diatas semangat kebangsaan.
